Selasa, 24 November 2009

YUNI_Tugas Hari ke-1

PERASAAN




Aku melihat mereka terus memandangi wajahku. Aku tak mengerti apa yang telah terjadi hari ini. Semuanya begitu semu dan menjemukan hatiku. Aku terus dan terus ditanya apa yang telah terjadi padaku. Dan yang mereka tanyakan itu membuat aku tak kuasa untuk menjawabnya. Yang ku mengerti hanya ada rasa malu yang terus menyelimuti hati dan perasaan ini.
Aku tak kuasa menyembunyikan rasa malu itu,. Walau terus ku tahan dan ku simpan dalam-dalam agar mereka melihat aku tegar dan percaya diri. Tapi dalam hati itu semua bohong, aku terus bersandiwara dalam memainkan raut dan mimik wajahku. Aku hebat??? tentu, hebat dalam dunia kebohongan. Aku hanya seorang pembohong terdahsyat di dunia. Aku tak mau teman-temanku tahu semua tentangku tak benar dan tak nyata adanya. Huh...Aku bingung...
Apa yang harus aku lakukan??? kepercayaan diri yang ada padaku luluh lantah seketika dan sekejap kedipan mata tak punya harga dan dinding benteng kekuasaan untuk menyembunyikan galau dan bimbang juga malu itu. Semua itu terjadi karena ada sesosok adam tak berperasaan, dia mengejekku dengan dan tanpa ada sedikit pun raut di wajahnya rasa bersalah. Menyebalkan...
Memang menyebalkan terus di rasuki, dihantui, dan dibayang-bayangi kejahatan terdahsyat, bohong. Aku ingin jujur, jujur pada semuanya. Tapi aku harus memulainya dari mana. Aku tak tahu. Hanya helaan napas panjang yang terus ku lakukan setiap mau berkata jujur dan akhirnya itu semua tak bisa ku lakukan. Aku bodoh...
Ketika aku berhasrat dan berkeinginan mengungkapkan semua, sontak aku tak berdaya karena aku takut mereka membenci , menghina, mengolok-olok, dan yang paling ku takuti adalah dijauhi oleh teman-temanku. Aku berpikir mungkin hanya waktu yang akan memberi tahukan semuanya pada mereka. Atau, aku sendiri yang akhirnya mengungkap semua kebohongan terbesar itu. Benar-benar waktulah yang terus mengatur waktunya sendiri.
Akhirnya, ku hanya bisa bersembunyi dalam topeng kebohongan. Kebohongan dalam menyembunyikan luka yang terus kubalut dengan plester. Luka itu ada karena kesalahan dalam mengobati luka di wajahku sendiri yang mengakibatkan kulit dari sebagian wajahku terkelupas, karena kekeringan dan akhirnya warna kulit wajahku tak merata. AhH....Aku malu...terbongkar dech!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar